Perbedaan IQ dan EQ

Seorang yang sedang emosional tidak akan bisa berpikir dengan baik betapapun tinggi IQ dan CQ (creativity quotient)mereka.Oleh karena itu, muncul konsep baru yakni EQ atau Emotional Quotient. Ide ini dipublikasikan secara luas pertama kali oleh seorang pakar psikologi dari Harvard,Daniel Goleman, pada tahun 1950 -an.Daniel dalam bukunya yang berjudul Emotional Quotient mengatakan bahwa sesungguhnya IQ bukan satu-satunya faktor kesuksesan.Skala pengukuran emosi di Indonesia, berbeda dengan pengukuran emosi dari kebudayaan lain.Dalam budaya yang mengedepankan toleransi,seorang bawahan bisa tampak sangat terkendali di depan atasan tetap[i di luar atau di belakang semua itu, ia bisa memprovokasi unjuk rasa. Selain itu, struktur dan unsur emosi pun sangat beragam.Tergantung pada suku,agama, pandangan politik, usia, jenis kelamin, dan lain sebagainya.

Goleman mengungkapkan ,bahwa kecerdasan intelektual itu sesungguhnya pembawaan sejak lahir. Sedangkan kecerdasan emosional merupakan jembatan antara yang kita ketahui dan lakukan. Semakin tinggi kecerdasan emosional, akan semakin terampil melakukan apapun yang kita ketahui  benar.

EQ adalah kemampuan untuk memahami dan bertindak bijaksana dalam menghadapi atau berhubungan dengan orang lain. Si EQ ini terkait dengan otak kanan. Hal-hal seperti emosi, daya kreasi atau empati bertempat di belahan otak yang satu ini.

Untuk mencapai kesuksesan hidup, orang tidak butuh IQ tinggi tapi justru butuh EQ yang tinggi. Contohnya, orang yang cerdas bukan main tapi gampang putus asa dan tidak mampu berempati pada orang lain cenderung dijauhi lingkungan sosialnya. Nah, biar pintar sekalipun, tapi judes, mana ada yang suka kan?Sementara orang ber IQ biasa-biasa saja tetapi sanggup bergaul sehat , tidak kuper ,dan tidak pula kebablasan ,umumnya lebih berhasil dalam hidupnya.

IQ didefenisikan sebagai:

  1. kemampuan bekerja dengan abstraksi(ide,simbol,prinsip hubungan,konsep dan prinsip)
  2. kemampuan untuk belajar dan menggunakan abstraksi tersebut
  3. kemampuan untuk menyelesaikan masalah termasuk masalah yang sama sekali baru.

ada 5 wilayah kecerdasan emosi menurut Goleman yakni:

  1. kemampuan seseorang untuk mengenali emosi pribadinyasehingga tahu kekurangan dan kelebihannya
  2. kemampuan seseorang untuk mengelola emosi tersebut
  3. kemampuan seseorang untuk memotivasi dan memberikan dorongan unutk maju kepada diri sendiri
  4. kemampuan seseorang untuk mengenal emosi dan kepribadian orang lain
  5. kemampuan seseorang untuk membina hubungan dengan pihak lainsecara baik

jika kita memang mampu memahami dan melaksanakan ke 5 wilayah tersebut,maka karier dan perjalanan bisnis kita akan berpeluang berjalan mulus.

3 Responses to “Perbedaan IQ dan EQ”

  1. met siank buk tiur…
    aQ mo tanya ne buk???

    menurut anda bagaimana cara menyeimbangkan IQ n EQ dalam kehidupan kita agar segala sesuatu bisa berjalan seimbang….???

    thks bgd…

    GBU

  2. met siang buk nana…
    menyeimbangkan antara IQ dan EQ yaitu dengan cara kita harus tau dulu apakah kita memiliki emosi yang baik,yang dapat dikontrol saat kita tidak suka sama orang,kita harus mampu menggunakan emosi secara efektif dan mampu mengelola emosi dengan baik.80% kesuksesan dipengaruhi oleh EQ dan hanya 20% oleh IQ.Begitu juga dengan IQ, kita diharapkan mampu untuk menyelesaikan masalah termasuk masalah yang sama sekali baru.IQ membuat seseorang diterima bekerja, tetapi EQ membuat seseorang mendapat promosi. EQ membuat anda lebih disukai, lebih sehat dan lebih bahagia dalam pekerjaan keluarga dan kehidupan sosial.
    tapi yang lebih penting adalah kita harus tahu dulu sampai dimana
    kemampuan IQ dan EQ kita,apakah sudah efektif?kembali lagi kepada personil masing-masing, jika memang IQ dan EQ dalam dirinya dapat sejalan,maka KESUKSESAN akan menjadi milik anda..

    “Untuk mencapai kesuksesan hidup, orang tidak butuh IQ tinggi tapi justru butuh EQ yang tinggi. Contohnya, orang yang cerdas bukan main tapi gampang putus asa dan tidak mampu berempati pada orang lain cenderung dijauhi lingkungan sosialnya. Nah, biar pintar sekalipun, tapi judes, mana ada yang suka kan?Sementara orang ber IQ biasa-biasa saja tetapi sanggup bergaul sehat , tidak kuper ,dan tidak pula kebablasan ,umumnya lebih berhasil dalam hidupnya.”
    pilih mana…IQ yang biasa-biasa saja tapi punya EQ yang baik,daripada IQ tinggi tapi EQ nya kurang?

  3. TIUR……………

Leave a comment